Rabu, 24 Desember 2014

History of Keroncong Music

Pada masa revolusi Indonesia 1945-1950, lagu-lagu keroncong mendapatkan peran yang baru, yaitu sebagai “keroncong revolusi”. Lagu keroncong tersebut adalah Keroncong Merdeka yang muatan liriknya secara umum merefleksikan nasionalisme. Pada perkembangan selanjutnya, keroncong mengalami berbagai pengaruh lagi, baik yang dari Barat (musik tari Cha Cha Cha, Tango, Foxtrot dan sebagainya) maupun yang dalam negeri, terutama di Jawa Tengah, di mana musik keroncong semakin berkembang terutama untuk orang di luar lingkungan keraton. Dengan demikian unsur gamelan (laras, irama) dimasukan ke dalam musik keroncong.
Pada tahun 1955 lagu-lagu Langgam Jawa mulai merebak dan pada tahun 1959 diselenggarakan Lomba Lagu Kembang Kacang yang mengorbitkan penyanyi Waldjinah sebagai ratu Kembang Kacang. Waldjinah “merayap” terus dan pada pemilihan Bintang Radio jenis keroncong di tahun 1965, Waldjinah berhasil keluar sebagai Juara Nasional. Pada awal dasawarsa tahun 1960-an, timbul fenomena baru yaitu makin menguat dan mencuatnya irama Langgam Jawa. Tercatat beberapa seniman pencipta lagu Langgam Jawa, antara lain: Andjar Any dengan lagu ciptaanya Yen Ing Tawang Ana Lintang, S. Darmanto dengan lagu ciptaannya Lara Branta, Ismanto dengan lagu ciptaannya Wuyung.